♥ DuniaRihma ♥

♥ DuniaRihma ♥
♥ DuniaRihma ♥

Kamis, 07 April 2011

Kelas Setan


Oleh, Mayuko Chiyo

Di sekolah saya ada kelas yang dibangun 7-8 tahun yang lalu. Karena jumlah murid bertambah, kemudian dibangunlah 4 buah kelas baru, dari A samapi D. Pembangunan kelas A, B, dan C berjalan dengan lancar, tapi entah mengapa pembangunan kelas D tersendat-sendat.

                Ada yang terluka dan meninggal tanpa diketahui sebabnya. Berbagai kejadian aneh timbul waktu pembangunan kelas itu dilakukan.Akhirnya kelas itu selesai juga. Namun sejak pertama kali digunakan, hal-hal aneh terus berlangsung.

                Seminggu setelah pelajaran dimulai tiba-tiba guru di kelas D kena serangan jantung. Sejam kemudian beliau meninggal. Selanjutnya ada lagi duru yang masuk rumah sakit karena neurosis. Sampai sekarang, kelas ini dianggap sebagai kelas yang sial.

                 Setiap tahun ada satu orang yang meninggal di antara murid-murid yang baru masuk ke kelas itu. Karena itulah kelas ini disebut sebagai “Kelas Setan” yang terkutuk.
                Setiap musim semi dilakukan pertukaran kelas. Ketika melihat papan pengumuman tempat ditempelnya nama-nama murid tiap kelas, Yasuda berdiri dengan muka pucat pasi.
                “Yasuda, Kenapa?”
                “…Kelas Setan!”, kata Yasuda sambil menunjuk ke papan. Di kelas D tertera nama Yasuda.!!
                “Jangan terlalu dipikirkan..!”kataku sambil menepuk bahunya.Tetapi…
                “Hah?! Namaku juga ada di situ. Aku juga di kelas D …”
                “Aku sudah yakin dapat kelas D. Karena nasibku jelek.”
                “Itu cuma perasaanmu. Aku yang selalu merasa bernasib baik, dapat kelas D juga. Ini hanya soal kemungkinan.”
                “Kemungkinan .. ?”
                “Sebaliknya, mungkin kita justru beruntung.”
                “… Nakagawa, kamu selalu senang, ya ?! Aku… sejak kecil selalu bernasib malang. Tak pernah beruntung .”
                “Aku sudah tahu. Pasti ada lagi yang akan jadi korban di kelas D, dan itu pasti aku .”
                “Jangan terlalu dipikirkan!”
                “Tahun baru tahun ini, aku mengambil kertas ramalan. Yang keluar adalah kesialan. Sampai berkali-kali. Tahun ini yang akan mati di kelas D adalah aku.”
                “Itu ‘kan cuma kebetulan!”
                “Nakagawa, kamu selalu beruntung ya!”
                “Betul aku memang beruntung dan itu karena aku tak pernah memikirkan yang buruk-buruk.”
                “Aku memang bernasib malang..”
                Berkali-kali dikatakannya hal itu, kemudian ia keluar dengan muka yang pucat. Inilah terakhir kali aku melihatnya. Hari itu, Yasuda Meninggal tertabrak Truk. Ketika mendengar berita, entah mengapa aku langsung berfikir, “Tak salah lagi.”

                Kelas D sudah tenang kembali. Kami sudah melupakan peristiwa kematian Yasuda. Aku pun telah melupakannya.
                Akan tetapi, 3 hari yang lalu sepulang sekolah, ketika membelok dibelokan yang menuju jalan raya, aku melihat Yasuda berjalan didepanku. Tak salah lagi itu Yasuda.
                Aku terkejut dan memanggilnya, “Yasuda!!”. Serta merta dia berlari. Entah mengapa aku pun mengejarnya.
                Ya, aku berlari ke arah jalan raya …
                “Awas!!” terdengar suara di belakangku. Kemudian, bunyi rem mobil menggema dikepalaku.
                Aku melihat guru yang telah lama meninggal, mengajar di kelas D. Ketika menoleh kebelakang, tampak Yasuda duduk di belakangku. Di dalam kelas ini ada para pekerja yang meninggal saat membangun dulu. Ada yang hanya kakinya saja.. banyak, banyak sekali orang yang melekat di dinding. Di dalam kelas itu Nampak sebuah pekuburan tua ..
                Hari ini, ada bungan di atas mejaku.
                Aku melupakan satu hal penting. Yasuda meninggal sebelum memasuki kelas D. Dan yang kena nasib sial adalah aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar