♥ DuniaRihma ♥

♥ DuniaRihma ♥
♥ DuniaRihma ♥

Kamis, 03 Januari 2013

Sepenggal Kenangan

Oleh, Rihma Nurohmah

Dia pria yang tampan dan sangat baik. Aku sangat menyukainya lebih dari apapun.
Dia selalu memakai parfum yang membuat aku mudah mengingatnya.

Aku ingat ketika itu dia datang ke rumahku pada pukul 00.00 untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun sambil membawa sekotak cake kecil dan seikat bunga mawar. Saat itu rasanya dunia sedang berpihak padaku. Aku tiup lilin dan Ia mengucapkan kata yang sangat simple tetapi akan membuat hati perempuan manapun berdebar "Selamat Ulang tahun sayang, I love you." itulah kata yang Ia ucapkan sambil mencium kening lebarku.

Aku juga ingat ketia dia datang ke rumahku dengan baju basah kuyup hanya untuk menjengukku yang sedang sakit di rumah. Dia datang dengan aroma tubuhnya yang khas dan kekhawatiran yang menurutku agak berlebihan. Namun mungkin itu wajar karena mengingat kondisiku yang cukup parah. Dengan sigap iya memegang tanganku yang sedang terkulai lemah di kamar "Kamu makan dulu ya, Udah gitu makan obat." aku mengelak karena perutku selalu menolak makanan yang telah masuk ke tubuhku, namun sekali lagi Ia memaksa "Gak apa-apa kalo muntah, asalkan kamu udah coba buat makan kan?? aku bikinin soup ayam." Saat itu aku heran kenapa tiba-tiba ia mau memasak masakan yang cukup sulit. Padahal setauku Ia tidak bisa memasak. Ternyata, Ia sudah tau soup kesukaaan dan rela belajar memasak untukku. Haru dan bahagia seketika bergejolak dihatiku. Aku tidak tahu mengapa ada seorang lelaki yang begitu mencintaiku sedemikian dalam. Padahal Aku tak pernah memberi hadiah yang bagus untuknya, tak pernah memberi perhatian yang berlebihan, bahkan aku sering marah padanya karena suatu alasan.

Sabtu hari itu aku ingat ketika aku sudah bersiap-siap mengenakan Gaun Putih cantik yang selalu di idam-idamkan oleh setiap perempuan. Ya. Hari itu aku resmi akan dipinang oleh lelaki yang sangat aku cintai dan dia pun sangat mencintaiku. Jantungku sudah berdebar. Tetapi debar jantung ini rasanya lain. Bukan rasa bahagia yang biasa aku rasakan ketika Ia akan hadir apalagi akan menikahiku hari ini. Ada yang salah dengan hatiku. Aku menatap mukaku di depan cermin. Mataku sangat kosong seolah takkan terjadi apa-apa hari ini. Tanganku aku naikkan ke atas meja rias, tiba-tiba saat aku berdiri tanganku tak sengaja menjatuhkan vas foto yang disana terpampang fotoku dengan calon suamiku. Hatiku bergetar tanda tak tenang. Dalam hatiku bergumam "Ya Allah semoga pernikahanku lancar." Aku segera membereskan pecahan kaca yang retak dari vas itu. Tiba-tiba jariku terkena sabetan kaca dari serpihannya yang retak. Ini pertanda yang aneh. Aku menelan ludah berharap tak terjadi apa-apa hari ini. Tiba-tiba terdengar suara Handphone, aku melihat sebaris nama 'Raka' dan aku langsung mengangkat telefonnya, "Assalammualaikum, ada apa Raka?" terdengar jawaban dengan suara khasnya "Waalaikum Salam. Rani, hari ini aku bahagia banget, karena sebentar lagi kamu bakal jadi milik aku seutuhnya. Tungguin aku ya Sayang, bentar lagi aku sampe.. Inget ya nanti jangan nervous pas akad. I love you" tanpa menunggu jawaban dariku Ia langsung menutupnya. Aku sangat senang Ia telah sedikit menghapus rasa takut dan alamat-alamat buruk yang sempat terjadi di hari bahagiaku. 'Ah mungkin tadi aku cuma gugup aja' gumamku. Tetapi rasa takut ini tidak mau hilang sekalipun Ia telah menelefonku.

Aku yang sedang melamun dikagetkan dengan suara ketukan pintu yang sontak memecah suasana hening. "tok..tok..tok" begitulah kedengarannya "Nak buka pintunya nak.." Itu suara ibuku. aku segera menghampiri arah suara itu datang dan membuka kunci pintu. Ibu dan ayahku di depan pintu dengan muka yang pucat. aku langsung bertanya "Mah, Pah, ada apa? ko mukanya pada pucat gitu??" Lalu ibuku menjawab "Yang tabah ya nak..." Airmatanya tiba-tiba mengalir membasahi pipinya dan melunturkan make-up yang telah menghiasi wajah cantik yang sudah sedikit keriput itu. "Ada apa mah??? ko nangis gitu??" tiba-tiba ibuku memelukku sangat erat, Ayahku tampak Iba melihat aku dan Ibuku, dengan suara bergetar Ibuku menjawab "Raka nak... Raka kecelakaan saat ia berangkat ke sini" .
Aku tertawa mendengar ucapakan Ibu, aku melepaskan pelukannya sambil berkata "Apa sih ibu, Raka gak mungkin kecelakaan. Orang tadi raka Nelfon aku dan minta Tunggu.. mamah jangan ngomong sembarangan dong" Ibuku terus mengucurkan Airmatanya. Aku rasa Ibu dan Ayahku tak sedang bergurau. Tubuhku tiba-tiba bergetar, Jiwaku tak dapat menerimanya. Dengan lemas aku meraih handphone ku dan segera menelefon Raka, Tapi yang terdengar hanyalah suara seorang perempuan yang menandakan bahwa Handphone Raka tidak aktif. Badanku semakin bergetar, wajahku sontak berubah pucat, Air mataku mengalir, tiba-tiba aku jatuh terkulai di hadapan ayah dan Ibu..

 To Be Continued.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar