♥ DuniaRihma ♥

♥ DuniaRihma ♥
♥ DuniaRihma ♥

Jumat, 04 Januari 2013

Berita Kematian

Oleh, Shinzaburo Mochizuki

Sekarang para guru tidak perlu lagi melakukan jaga malam karena sekolah telah menggaji petugas khusus untuk menanganinya. Sekarang saya akan menceritakan pengalaman mengerikan yang saya alami pada musim semi tahun 1971.

Saya mengajar matematika di SMU 4 dan menjadi wali kelas kelas III B. Tahun ajaran baru sudah dimulai, salju sudah mencair dan bunga aprikot mulai bermekaran. Pada pukul 5 sore saya melakukan ronda. Seperti biasa, saya melakukan ronda dari ruang tata usaha menuju ke kelas-kelas melalui koridor.

Tapat dari tengah koridor, terlihat kelas III B. Tanpa sengaja saya menoleh ke arah kelas tersebut. Aneh sekali, terlihat ada seseorang di dalam kelas, padahal seharusnya 'kan semua murid sudah pulang. Saya perhatikan lagi, tapi memang benar terlihat ada seorang anak duduk di dalam kelas. Duduknya tenang seperti boneka, dan kelihatannya dia sedang menunggu sesuatu.

Saya mendekati jendela kemudia melongok ke dalam,
"Lho, Reiko?!"

Kalau dilihat dari kursi yang didudukinya, dia adalah Reiko Ishii. Mungkin dia sedang beristirahat, tapi sekalipun demikian saya tetap harus menyuruhnya pulang. Saya pergi ke bagian belakang kelas dan mendorong pintu kuat-kuat. Aneh, pintu tetap tidak bergerak sedikit pun padahal pintu ini 'kan tidak dikunci. Karena itu saya kemudian menuju ke pintu depan. Ternyata sama saja, pintu depan juga tidak bisa dibuka. Tak ada jalan lain, karena itu saya lalu mengetuk jendela kaca dan berteriak,
"Hei, Reiko!"

Sama sekali tak ada jawaban dari Reiko. Kelas sunyi sepi. Saya yang biasanya pemberani, merasa agak lemas juga. Tapi saya tidak mempedulikannya. Pintu saya dobrak sekali lagi. Sekarang pintu benar-benar terbuka. Begitu masuk ke dalam kelas, saya menjadi sangat terkejut. Murid yang tadi saya lihat duduk di dalam kelas sudah tidak ada. Tak mungkin dia keluar dari pintu depan. Mungkinkah dia lenyap begitu saja?

Keesokan Paginya, datang berita dari keluarga Reiko, Isinya
"Tadi malam, Reiko ditemukan tewas tenggelam di danau Alcan, Hokkaido."

Waktu kematian Reiko tepat ketika saya sedang melakukan ronda. Jadi Reiko datang untuk berpamitan dengan saya. Saya jadi teringat ketika bulan Maret. Saat itu salju turun sejak siang. Ketika keluar dari gerbang, saya melihat seorang murid perempuan berjalan tanpa memakai payung. Saya mempercepat langkah dan menawarkan bantuan kepadanya.
"Ayo, kita sama-sama"

Ternyata dia adalah Reiko Ishii. Wajahnya kelihatan pucat, tak bersemangat dan sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu. Itulah yang saya rasakan sebagai seorang guru. Kemudian saya berkata padanya,
"Kalau kamu punya masalah, katakan saja. Seperti matematika, kita akan mendapatkan hasilnya setelah menambah dan mengurangi."

Dia hanya membungkuk dan masuk ke rumah sambil tersenyum kecut. Tak lama kemudian, Reiko menelpon saya. Karena belum sampai ke rumah, telepon diterima oleh istri saya. Saya jadi khawatir karena keesokan harinya, Reiko tidak masuk sekolah. Bahkan katanya Reiko kabur dari rumah. Ah, pasti ada sesuatu yang ingin Reiko bicarakan dengan saya
"Reiko, mengapa kamu pergi begitu cepat?"

Sampai sekarang saya masih memikirkan hal itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar