♥ DuniaRihma ♥

♥ DuniaRihma ♥
♥ DuniaRihma ♥

Senin, 31 Desember 2012

Hantu Ibu Guru

Oleh, Hiroshi Nakamura

Liburan musim semi telah usai. Tahun ajaran baru pun tiba. Dinding luar, dinding koridor, dan dinding-dinding kelas, semua telah dicat kembali.

"Wah, dindingnya bagus, seperti baru, Asyik!!"
"Ya, gurunya juga baru," kata anak-anak.

Tak lama kemudian, musim hujan pun tiba. Cuaca mendung berlangsung dari hari ke hari.

"Bu Guru, dinding di sebelah sana jadi hitam."
"Benar juga. Jamur barangkali. Besok akan saya coba membersihkannya dengan deterjen."

Keesokan harinya, ibu guru mencoba membersihkan bagian yang hitam itu. Namuk, sekalipun sudah dibersihkan, kotoran itu tidak hilang juga. Sebaliknya, bercak itu semakin lama semakin lebar.

"Aduh, kotor sekali! Ibu akan minta supaya dindingnya dicat ulang!"

Ibu guru kemudian pergi menemui kepala sekolah. Kepala sekolah, yang biasanya sulit meluluskan permintaan itu, langsung menyetujuinya dan memerintahkan pesuruh sekolah untuk mencat kembali dinding itu.
Anak-anak menyadari hal itu setelah tiba di sekolah keesokan harinya.

"Eh, sudah dicat lagi!"
"Iya, jadi seperti baru."
"Jangan dipegang dulu soalnya belum kering, supaya tidak kotor lagi."

Semester kedua dimulai pada bulan September, tiga bulan kemudian. dan pada suatu pagi, saat turun hujan lebat,
"Gawat,gawat,gawat!" anak-anak berhamburan ke dalam ruang guru
"waktu masuk ke kelas tadi pagi, saya lihat ada bercak hitam di tempat yang samaa."
"mirip bayangan orang"
"mirip bayangan seorang perempuan yang berdarah bu!"

Para guru, termasuk kepala sekolah, yang mendengarnya, segera mendatangi kelas itu. Begitu melihatnya, mereka terperanjat dan
"hiiiyy!!" mereka berteriak seperti murid yang lain.

Pesuruh sekolah segera mengambil cat dan segera mencat kembali. Dinding kelas kembali menjadi bersih. Namun, apa sebenarnya bercak hitam itu? dan beginilah ceritan dari bapak pesuruh sekolah, yang telah lama tinggal di sekolah itu.

"Ini terjadi lebih dari 30 tahun yang lalu. ketika itu ada seorang guru wanita yang masih muda. Gedung sekolah masih terbuat dari kayu, bukan tembok seperti sekarang. Ruang kelasnya tepat di samping tembok yang baru saya cat ini, dan di sampingnya lagi adalah runag praktikum IPA.

Dia seorang guru yang sangat tekun. Sampai tengah malam pun dia masih berada di kelas unutk mengejakan sesuatu atau menyiapkan bahan-bahan untuk pelajaran keesokan harinya.

Malam itu pun, seperti biasanya, lampu kelasnya masih menyala. Malam itu ada seorang guru yang bertugas jaga malam. Karena sudah malam, guru itu berkata,
"Bu, nanti kehabisan kereta lho!", namun ketika membuka pintu, dia sangat terkejut dan segera memanggil saya. Waktu tiba di kelas, saya melihat darah berceceran dan ibu guru terkapar di lantai.

Bu guru memang sedang sakit. Beliau munah darah dan berusaha mencari pertolongan dengan berjalan sambil memegangi dinding, sehingga darahnya menempel di situ. Tak lama setelah masuk rumah sakit, dia meninggal. Kelas itu dibersihkan dan tak pernah digunakan lagi. Karena peristiwa itu, bangunan yang lama cepat dirobohkan lalu didirikan bangunan beton seperti sekarang ini.

Saya tidak merasa bahwa bercak hitam itu menyerupai....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar